ini adalah sambungan cerita sex mahasiswi dan dosen nya dimana sang mahasiswi membutuhkan nilai kelulusan, maka dari itu dengan segala cara sang mahasiswi akhir nya melakukan hal yang tidak seharus nya di lakukan : Kisah Aku sang Dosen Cabul 1, dan
Kisah Aku sang Dosen Cabul2
Kisah Aku sang Dosen Cabul2
Tangan Lidya mencabut jemari-ku yang berada dalam
vaginanya, ditariknya penisku yang sudah mengeras itu untuk merangsang
vagina-nya, digesek-gesekannya lah kepala penis-ku itu, Dia itu itu melenguh
hebat menkmati ransangan yang diberikannya oleh permainannya sendiri itu,..
“Oughh, pak..enyakk..” Lidya terus melenguh,
peluh sudah mulai membanjiri wajah cantiknya itu…
Jemarinya terus membimbing penis tua-ku itu untuk
brmain di mulut vaginanya,..penisku seakan berdenyut nikmat, tiap kali penis
ini menyentuh bagian vaginanya yang basah dn trtekan-tekan nikmat, seolah ada
yang ingin keluar meski saya tahu masih jauh buatku untuk menembak-kan
sperma-ku ini,..
Tak terduga apa yang terjadi selanjutnya. Justru Lidya
sendiri lah yang menekan-kan penisku masuk dalam vaginanya, keset sekali saat
di bimbingnya penis-ku masuk dalam vagina-nya,..Dia itu itu terus meriung-riung
tiap centimeter penisku melengsek masuk, “ Awwwh,..pak…ahhhh…” saya pun tak
uasa mendesah..” Ahhh, Lidyao…” pertama kalinya saya menyebut nama murid-ku itu
dalam persetubuhan ini,.
Betis Lidya terus mendorong pinggulku, di
kaitkannya kedua kakinya kuatkuat pada pinggulku demi untuk mendorong penis-ku
masuk lebih dalam, saya tak mencegah saya keenakan menikmati remasan otot-otot
vagina muda dari mahasiswi tercantik di kelas ku itu,..
Lidya sendiri hanya merem melek saja, menikmati
tiap detik penis-ku masuk lebih dalam,..sempat mentok beberapa kali, namun saya
menarik pinggulku lagi mencai ruang agar dapat menekan penisku masuk lebih
dalam ada vagina-nya,..
“Ahhh, pak,..dalem banget.. awwhhh..” Rintih Lidya,
saat penisku akhirnya tertanam semua dalam vagina-nya, sempit sekali, kesat
namun vagina itu terus berdenyut seolah memijat penisku yang berada di dalam
sana,.
Saya tersenyum saja mendengar perkataan anak
didik ku itu,..
Entah sudah berapa tahun sejak saya menikmati
vagina seorang wanita, namun saya yakin ini adalah vagina ternikmat yang pernah
kurasakan dalam hidup-ku, lupakan kegilaan seorang PNS dahulu, hanya
pelacur-pelacur kelas bawah yang pernah kunikmati dahulu, itupun sebelum
menikahi istri ku yang tercinta, sejak kematian-nya tak pernah saya sekalipun
bercinta dengan wanita, saya setia menjaga cintsaya, hingga hari ini,..
Seluruh birahi yang terpendam selama 5 tahun ini
kutumpahkan pada diri anak didik-ku ini, kugengam pinggangnya sebagai tumpuan,
kugoyangkan penisku keluar masuk dalam vagina-nya dengan kecepatan yang teus
meningkat..
Payudaranya itu terpental kesana kemari, ya
bergoyang memutar hingga menambah kecantikan murid-ku itu, sungguh Dia itu itu
memiliki pesona sendiri dimata lelaki, bunyi tabrakan bokongnya dengan
selangkangan-ku menimbulkan bunyi yang cukup nyaring tapi kami tak perduli
lagi,..
Kami terus berciuman untuk mengurangi gaung suara
desahan kami, lidah kami berpagutan sementara di bawah sana, vagina-nya terus
meremas penis-ku, meremasnya nikmat sekali,..
“Uhhh, owghhh,..ahhhh…” Lidya terus
mendesah,.mulutnya seolah tak pernah berhenti mendesah, meransang darah tua ini
untuk terus terbakar oleh suasana,..Ya saya tak lagi berfikir selain memuaskan
birahiku ini sekarang,..
Dahsyatnya lagi tiap sodokan sekuat tenaga-ku, saya
merasakan sensasi lain dari vagina-nya, selain lolongan panjang Lidya, seolah
ada cairan yang terdrong keluar dari dalam vaginanya, sesekali meloncat hingga
kebuah zakar-ku,..
Jemari Lidya pun digunakan olehnya untuk membuka
vagina-nya, entah mengapa Dia itu itu lsayakan itu, namun posenya itu membuat Dia
itu itu lebih merangsang saja,..Sementara tangannya yang satunya lagi terus
merangkul, memeluk-ku.
Kutarik tangan kanan ku dari punggulnya, kuremas
payudara Lidya yang membuat pemiliknya kembali melenguh erotis,..lenguhan yang
membuat ku kian bernafsu untuk mengocok gadis ini makin liar,..
“Srettt, Srettt, Plak, Plak,..” bunyi-bunyian
yang sering terdengar karena sentuhan tubuh kami, belum lagi cairan vagina Lidya
yang terkadang merembes keluar melumasi penis-ku yang memungkinkanku untuk
menyetubuhinya lebih cepat lagi..
“Awwhh, pak….Ahhhh..” Lidya tiba-tiba
mencakar-ku, tubuhnya mengejang hebat, apalagi tangannya yang mencengkram
tangan-ku, mencengkamnya hebat membuat tangan-ku sediki terluka karena kuku
jarinya yang panjang,..
Yang lebih dahsyat lagi adalah vaginanya yang
seolah menjus penis-ku didalam sana, himpitan otot vaginanya seolah melumat
penis-ku, kurasakan semburan hangat cairan vagina Lidya yang menyentuh kepala
penis-ku, terus membasahi batangnya hingga merembes keluar,.. Beberapa detik Lidya
menutup mata dengan tubuh yang bergetar,..
“Hahhh, ahhh, hahhh..” Dia itu itu mendesah
dengan nafas yang memburu,..
“Enak pak,..” Lidya tersenyum genit,.” Lagi donk
pak,..hehehe”
Sebenarnya tak perlu komando darinya, begitu
punggungnya yang sempat terangkat saat organsme tadi turun kebawah, langsung
kuhantamkan lagi penisku keluar masuk dalam vaginanya,..Desahan Lidya kembali
membahana,..
Terus kugali vaginanya beberapa menit, tak
secepat tadi memang namun masih dapat kuakali dengan penetrasi pendek, ya hanya
kepala penis dan sebagian kecil penisku yang masuk, ternyata itu cukup membuat Lidya
blingsatan dan berusaha menggoyangkan pinggulnya, menginginkan penterasi yang lebih
dalam..
“Ahhhh, ahhhh, bapak,.. jahat ahhh..” Rengeknya,
namun saya tak tak perduli saya berfikir unuk mendapatkan kepuasan maksimal
darinya, saya gak mau buru-buru keluar,..
Kuciumi lagi puting payudaranya yang besar itu,
kuremas dengan tangan-ku, kutarik-tarik lah puting payudaranya yang sudah
mengeras itu, kujilati, kuhisapi sesekali mengunyahnya, bukan rahasia umum,
kalau sebenarnya wanita lebih menyukai payudara bagian bawahnya untuk
dijilati,..saya tahu itu dari istriku,..
Maka kugerakan lidahku menjilati payudara bagian
bawah Lidyanica, Vronica langsun menggelinjang nikmat begitu lidahku ini,
menjelajah payudara bagian bawahnya,.. kuciumi payudara putihnya yang sekal,
bagian bawahnya begitu merangsang, Bulat sempurna,..sementara saya masih melsayakan
penetrasi di muka vaginanya,..
“Ughhh, pak..ahh,..” Lidyanica terus melenguh,
melenguh keenakan, wajahnya kian merangsang, apalagi melihat matanya yang merem
melek itu, sementara dari bibir mungilnya suara lolongan desahan nikmat terus
saja keluar,..
Setelah kurasakan sedikit sudah tenang kusodokan
penisku dalam-dalam pada vaginanya, kali ini dengan seluruh tenaga yang ada
ditubuh orang tua ini, Lidya langsung melolong dahsyat,..
Vagina-nya kembali mengejang, lelehan cairan
cintanya kembali menerpa penisku, tubuhnya bergetar, meski tak sehebat tadi,
namun saya tahu dengan pasti mahasiswiku in kembali mencapai puncak
kenikmatannya,..
Sayang beribu sayang, dasar tubuh ini sudah tua, saya
tak sanggup bertahan lebih lama lagi. Remasan yang seolah memijat penisku di
dalam vaginanya, membuat penis ini seketika meledak, melelehlah sperma orang
tua ini dalam vagina Lidya,..
Banyak sekali, tabungan 5 tahun,..Lidya tampak
kaget merasakan cairan sperma yang meloncat dalam leher vaginanya, saya pun
sungguh tak menduganya, kami hanya tertegun saja, saya hanya Dia itu itum entah
apa yang ada dalam benak-ku saat itu, perasan bersalah atau apalah,..
KuDia itu itumkan saja penisku dalam vagina-nya,
hingga kembali mengecil dan keluar dengan sendirinya, sementara Lidya hanya Dia
itu itum menatap langit-langit ruang dosen, entah memikirkan apa, rambutnya
sudah tak karuan,.. demikian juga dengan keaadan ruang kerja-ku,.. berantakan
tak karuan,..
Saya tertegun saja, kembali duduk di kursi-ku,
tanpa busana, langit senja berganti dengan langit malam, sebuah petir menyambar
membelah heningnya suasana, kami masih Dia itu itum beberapa menit, hingga Lidya
kembali berbicara,..
“Bapak, bisa bantuin Lidya kan?” Dia itu itu
bertanya,..
Saya Dia itu itum saja, memikirkan cara untuk
membantunya,..Namun pikiran jahat dari mana yang muncul, berusaha saya untuk
menepis semua kebusukan pikiran ini,.. Dia itu itu seusia anak-ku, sayatak mau
anak-ku seperti ini,..
Sebuah petir kembali menyambar,..diiringi
derasnya hujan,.Hal yang langka Dia itu ituwal musim kemarau ini,..
“Kalo segini sich belum cukup,..” Saya bahkan tak
percaya ini meluncur dari mulut-ku,..Lidya sampai tertegun mendengarnya,..Saya
berdiri mendekatinya,..Kuraih dagu muridku, kucium bibir mungilnya itu,..
Lidya mendorong-ku,..Tak ingin lagi Dia itu itu
dicium oleh-ku,..
“Bapak mau apa?” Lidya bertanya, nadanya ketsayatan,..
“Bapak Cuma mau lagi…”
Kudorong Dia itu itu ke meja kerjsaya, kali ini
menungging,.. Dia itu itu berontak menghindari sergapan-ku,..namun ternyata saya
masih bisa menggungulinya dengan tubuh tua ini, penisku kembali
mengencang,..Kudorong paksa penisku masuk dalam vagina-nya,..
“Oughhh,..ahhhh..” pemiliknya menjerit tertahan,
menahan sakit,..
Wajahnya seolah marah menatap-ku,namun saya tak
perduli, saya terus memacu penisku dalam vaginanya, vaginanya pun masih
memijitu seperti tadi, bukti Dia itu itu tak 100% menolak saya
menyetubuhinya,..
Saya terus mengerjainya dari belakang, kedua
tangannya kutarik kebelakang, mencegah Dia itu itu berontak atau memukulku, itu
membuat Dia itu itu tak dapat bersandar pada meja kerjsaya,
Lidya tetap mendesah hebat seperti
tadi,..rambutnya terurai tak beraturan…
Di depan meja-ku adalah meja Bu Ratih, di
belakangnya ada kaca berukuran besar, wajah Lidya terpantul disana, matanya
seolah marah padsaya, saya tak perduli saya hanya ingin menikmati Mahasiswi
cantik-ku ini lebih lama,
Saya yang salah, atau Dia itu itu yang salah?
Salahkah saya sebagai seorang dosen?
Tamat, Sekian dan terima kasih sudah berkungjung di situs kami. Salam Croot...
0 comments:
Post a Comment